Pages

Desember 09, 2011

Mengganti Boot Screen Windows 7

Pada kesempatan kali ini saya akan share bagaimana mengganti atau menghilangkan brand logo dan teks Windows 7 pada halaman logon. Nah, pada kesempatan kali ini saya akan share bagaimana kita mengganti tampilan boot screen pada windows 7, penasarankan?? Cekidot,,

Mungkin ada yang belum tahu dengan tampilan boot screen windows 7?? itu loh yang ada tulisan starting windows, terus ada animasi muter-muter yang nantinya akan membentuk logo windows 7, tau kan?? hehehe...
 (Boot Screen Windows7)
Bagaimana?? sudah tau kan?? Pastinya...!! heheh
Buat sobat blogger yang ingin tampil beda, anda bisa mencoba merubah boot screen tersebut dengan kreasi anda sendiri, entah itu dengan animasi atau hanya gambar statis aja (tidak gerak). Untuk bisa melakukan hal tersebut, anda membutuhkan aplikasi yang bernama Windows 7 Boot Updater.
Ini dia gambar aplikasinya:

Dan ini dia hasilnya setelah saya rubah menurut selera saya:


         
           Cara menggunakan aplikasi ini saya rasa cukup mudah (user friendly), anda bisa coba-coba sendiri. Untuk membuat animasi, anda bisa membuat 105 frame dengan ukuran 200 x 200 px dan disimpan dalam satu folder dengan format .bmp.

Fitur :
  • Mengubah animasi boot
  • Mengubah teks boot “Starting Windows” dan “Microsoft Corporation”
  • Dapat mengkompilasi animasi dari file 105 BMP, PNG, GIF, atau gambar TIFF
  • Tidak memerlukan aplikasi lain (seperti ImageX)
  • Dirancang untuk menjadi lugu dengan memiliki banyak cek list.
  • Secara otomatis membackup file winload.exe yang dimodifikasi dan bootres.dll
  • Dapat dijalankan sebagai GUI atau perintah program dalam mode teks
  • Berjalan untuk versi 32-bit atau 64-bit Windows 7
  • Banyak hal-hal kecil lainnya (misalnya memaksa cap waktunya) agar sama dengan aslinya.
Beberapa hal yang perlu di perhatikan untuk membuat animasi boot screen windows 7 :
  • 105 frames (if there are less frames the last frame will be repeated as necessary)
  • Each frame is 200x200px (resized if necessary)
  • 15 frames / sec
  • First 4 seconds play once then the last 3 seconds play in a loop
PENTING !! Segala kerusakan yang terjadi merupakan tanggung jawab individu masing-masing. Kalau anda takut, lebih baik jangan mencobanya. Don't try this at home!! :p

INFO : Aplikasi sudah saya coba, dan hasilnya berjalan dengan baik di Windows 7 Ultimate 64 bit!! Tanpa ada masalah!!!

Download Aplikasinya disini: http://adf.ly/3vHvU

Maret 30, 2011

"Sekolah, Pendidik, dan Bangsa (yang) Up to Date"

Sekolah. Menurutku sekolah itu selain tempat mengajarkan kita dasar keilmuan seperti tulis-menulis, membaca dan mendengarkan, sekolah juga harus mempersiapkan kita agar menjadi orang yang mampu menyerap, mengolah, mempraktikkan dan mengambil ilmu dari masyarakat, termasuk ekonomi dan sosial. Semisal, dulu di sekolah tidak ada Internet, nah kita harus belajar sendiri untuk bisa mengenal, menggunakan dan memanfaatkan Internet setidaknya untuk diri sendiri dan syukur-syukur dapat dimanfaatkan untuk orang banyak. Jadi Istilahnya, sekolah yang baik bagi saya adalah sekolah yang bisa membentuk siswanya kelak setelah lulus bisa berkembang sendiri di lingkungan dengan mempergunakan otak mereka sendiri yang telah diisi tetek bengek keilmuan yang dibutuhkan di masyarakat dalam perkembangan zamannya. Karena ilmu pengetahuan, masyarakat dan kehidupan, ekonomi, sosial, pola pikir generasi terdidik dan segala macamnya (atau kita sebut saja “Perkembangan Zaman”) terus berkembang dan maju. Artinya sekolah juga harus terus bisa mengikuti perkembangannya dengan perubahan-perubahan strategi, langkah-langkah yang up to date juga agar bisa memenuhi tuntutan “Perubahan Zaman” sehingga anak didiknya dapat berhasil untuk hidup mapan di dunia masyarakat baik secara nasional maupun kelak secara global.
Nah, sekolah yang menurut saya semestinya up to date, yakni sekolah yang mengerti tuntutan zaman, kebutuhan bangsa, masyarakat dan dunia. Sekolah yang tidak up to date, tidak mengikuti “Perubahan Zaman” atau dalam artian hanya mengajarkan keilmuan dasar seperti menulis, membaca dan mendengar saja yang nantinya akan menciptakan masalah besar buat bangsa ini akibat kurang tanggap terhadap perkembangan kebutuhan masyarakat baik secara ekonomi dan sosial. Dan menurut saya, salah satu masalah yang telah timbul dari sekolah yang tidak up to date ini adalah jumlah pengangguran yang meningkat di negeri ini. Jumlahnya mencapai 10,55 juta jiwa, (sumber: BPS dan Departemen Dalam Negeri Indonesia, 16/05/2007), itu dikarenakan dunia pendidikan kita tidak menlihat sebenarnya apa yang dibutuhkan bangsa; dunia dan masyarakat kita ini.
Berdasarkan pengalaman saya, di sekolah (mungkin termasuk orang tua kita juga) pada umumnya mengarahkan kita untuk bercita-cita menjadi pegawai negeri sipil, polisi, dokter, bekerja di pemerintahan yang notabene semua itu volume penyerapan tenaga kerjanya sangat kecil. Dan ini secara tidak langsung artinya hanya mengajarkan bahwa orang berhasil apa bila menjadi seperti profesi seperti yang didoktrinkan tersebut dan yang ada, para siswa mempersiapkan diri sesuai kapasitas yang didoktrin tersebut. Padahal kenyataanya adalah tantangan yang dihadapi adalah sangat jauh lebih besar dari itu, mulai dari besarnya perbandingan antara jumlah pelamar dan jumlah yang diterima sehingga kualifikasi yang diminta adalah yang terbaik dan belum lagi menghadapi persaingan kualifikasi dari orang luar negeri, dan yang ada para lulusan ini menjadi tidak memenuhi tuntutan pasar dan kebutuhan masyarakat ataupun tidak terpakai karena memang ruang untuk kualifikasi mereka sudah terisi. Penuh!. Belum lagi munculnya diskriminasi pekerjaan. Bahwa pekerjaan A lebih tinggi derajatnya daripada pekerjaan B, atau pekerjaan C lebih bergengsi dibanding pekerjaan D, dan seterusnya. Kenapa akhirnya timbul banyak pengangguran adalah karena kita sudah banyak didokrin untuk selalu mencita-citakan hanya menjadi pekerja, bukannya mengajarkan kita untuk mencipta, berkreasi, dan menjadi kreatif secara mandiri seperti berwiraswasta baik dalam skala kecil, menengah dan besar.
Menurut buku yang pernah saya baca, bahwa pada awal permulaan Revolusi Industri di Prancis, Inggris, kawasan Eropa dan lalu menyebar ke seluruh pelosok bumi, dunia mulai membutuhkan tenaga kerja bersifat administratif, buruh, sales, marketing, akuntan dan manajer. Tetapi pada abad ini, para pekerja telah menempati lowongan tersebut dan mereka yang sudah pensiun berjumlah lebih sedikit dan tidak sebanding dengan lulusan sekolahan yang siap bekerja di posisi tersebut. Dan sayangnya sekolah kita mempersiapkan dan mengarahkan kita menuju ke dunia yang peluangnya sedikit serta kita kekurangan informasi tentang bagaimana sebenarnya ‘dunia’ itu yang lambat laun harus dihadapi untuk bertahan hidup agar tidak menjadi pengangguran. Dengan adanya lulusan yang menjadi pengangguran berarti sekolah tersebut telah gagal mendidik murid-muridnya menjadi orang yang bisa berkembang sendiri terhadap perubahan lingkungan.
Tak bermaksud merendahkan siapapun atau memberi penilaian buruk dengan menggunakan logika saya ini, tetapi inilah gambaran yang saya tangkap dari hasil pendidikan bangsa ini dalam menghadapi dunia global. Menurut saya, lulusan universitas yang memilki kecerdasan intelektual yang (semestinya) lebih daripada pekerja TKI (Tenaga Kerja Indonesia) yang notabene hanya lulusan SMA, SMP bahkan SD, tapi yang ada malah mereka lebih memiliki pendapatan yang jauh lebih besar dibanding kebanyakan para lulusan intelektual kita ini. Dan parahnya, lulusan sarjana kita tidak dipakai di perusahaan asing atau setidaknya berada dibawah lulusan sekolah/universitas luar negeri pada perusahaan asing dan juga perusahaan dalam negeri. Artinya dimana sebenarnya posisi para intelektual sarjana itu sendiri dalam dunia global ? Apakah pendidikan kita sendiri sudah mempersiapkan kita menjadi pemain dalam kiprah dunia global dan bukan hanya sebagai pekerja saja dan sendi-sendi lainnya dalam era pesar bebas ini? Jikalau belum, berarti bangsa ini cenderung akan menjadi bangsa yang konsumtif saja dan bukan bangsa yang produktif. Kalau begini terus, bangsa kita hanya akan menjadi negara pembeli ditengah era globalisasi dan tetap menjadi negara yang miskin atau setidaknya negara yang kesulitan berkembang ! Sudahkah sistem pendidikan kita tersadarkan dengan kenyataan yang akan kita hadapi beberapa tahun kedepan ini ?

Sekolah yang pernah saya jalani sewaktu SMA adalah sekolah yang masih terlalu umum buat saya, dalam artian sekolah yang kurang dan malah mungkin tidak pernah memberi informasi tentang dunia kerja. Sebagai contoh, sekolah yang mengaku mengutamakan bahasa Inggris sebagai life skill ini serta usahanya untuk mencerdaskan anak-anak didiknya dalam berbahasa Inggris dalam kenyataannya ternyata biasa-biasa aja atau mungkin kalau boleh jujur, kurang sama sekali ( but I still love my school lho...!) Lain lagi halnya di tempat kuliah saya, (sebagai catatan, saya memilih institusi ini karena saya melihat peluang kerja Internationalnya terbuka lebar dimana setiap tahun jumlah kapal-kapal terus bertambah mengikuti perkembangan ekonomi dunia dan orang yang mau menjadi pelaut terus berkurang. Siklus pelaut yang ingin pensiun dini sangat banyak dengan alasan ingin bekerja di darat terutama di benua Eropa dan Asia ataupun telah mempunyai dana yang cukup untuk mulai berbisnis (Insya Allah saya akan memulai lebih dini untuk membangun bisnis). Sayangnya, di institusi ini dimana saya dipersiapkan menjadi nakhoda kapal yakni dengan cara melatih fisik 70% dan knowledge hanya 30%. Belum lagi kondisi yang tidak kondusif di asrama yang mengakibatkan kemungkinan 30% knowledge tersebut kian berkurang. Padahal seharusnya poin utama yang harus disiapkan untuk kalangan pemimpin seperti nakhoda di atas kapal yang notabene bekerja dalam lingkungan Internasional adalah kecerdasan intelektual seperti manajemen kepemimpinan, komunikasi, dan kebutuhan penguasaan keterampilan bernavigasi itu sendiri. Tapi di institusi ini seperti agak melenceng dari apa yang dituntut oleh pasar dunia, bahkan kalau boleh dibahasakan, saya menyebutnya kurang tepat sasaran. Bersyukurlah bagi orang yang pandai melihat dan membaca situasi seperti ini karena dapat mempersiapkan dirinya sendiri dengan berbagai life skills yang sekiranya diperlukan dalam persaingan pasar bebas dan tidak terlena serta berleha-leha dengan target kampus yang kedodoran tersebut. Pihak pembuat kurikulum kampus yang kurang tanggap dan tidak melihat perubahan terhadap tuntutan dunia kerja bagi pelaut menyulitkan lulusannya untuk bersaing di era globalisasi ini.
Yang terjadi sekarang pada sistem pendidikan kita adalah orang yang berada di dalamnya tidak berusaha untuk meng-update kebutuhan “Perkembangan Zaman” sehingga telah menyia-nyiakan kesempatan untuk membentuk generasi yang up to date pula, yang mampu memenuhi perkembangan zaman, yang bisa survive ditengah perubahan zaman dan tidak menjadi gagal dengan berputus asa seperti menjadi pengangguran yang terfokus hanya menjadi pekerja. Orang-orang yang ada dalam sistem pendidikan bangsa ini harus up to date dan terus mengikuti perkembangan zaman, tidak cuek serta hanya berpatokan pada kurikulum yang nyatanya tidak berhasil menurunkan, malah menambah jumlah pengagguran setiap tahunnya. Ya., seorang pendidik sebaiknya selalu tanggap akan perkembangan zaman!. Kurikulum dan pendidik yang up to date seharusnya menjadi ciri sekolah yang bisa diandalkan sehingga bisa membawa generasi muda bangsa ini menjadi generasi yang kreatif, berkualifikasi di zamannya, mampu menghadapi perubahan, dan tidak bersifat konsumtif dengan hanya menjadi pekerja saja. Sekolah adalah tempat pembentukan awal suatu bangsa. Buruknya pendidikan merupakan tanda-tanda awal masa kehancuran dan keterbelakangan bangsa diseluruh aspek, terutama yang paling menonjol pada dunia ekonomi yang juga merupakan sebagai gambaran suatu kondisi umum suatu bangsa. Sekolah seharusnya menjadi tempat yang terindah dan ternyaman serta menyenangkan bagi generasi muda untuk mulai membangun dirinya dan bangsanya. Sekolah seharsunya dikendalikan dan dijalankan oleh orang-orang yang selalu up to date sehingga dapat membentuk generasi yang up to date juga dan menjadi generasi yang bisa meng-up to date-kan dirinya terhadap perubahan zaman sehingga bisa survive serta membangun bangsanya secara optimal. Sekolah adalah pondasi awal suatu manusia, masyarakat, bangsa dan dunia. Bangsa yang cerdas adalah bangsa yang memilki sistem pendidikan dan pelaku pendidikan yang selalu up to date terhadap perkembangan zaman. Marilah kita menjadi bangsa yang up to date!

Januari 25, 2011

BONA PAPATUNGAN "ANDAI AKU JADI GAYUS"

Kapanlagi.com - Nama Bona Paputungan tiba-tiba melejit. Sejak menciptakan lagu Andai Aku Jadi Gayus Tambunan, mantan narapidana kelahiran 16 Maret 1978 ini langsung dikenal seantero negeri karena karyanya tentang sang koruptor yang kiprahnya merugikan negara miliaran rupiah itu.
Bona yang dihubungi wartawan mengaku cukup butuh waktu kurang dari satu hari saja menciptakan lagu itu. "Saya menulis lagunya 11 September (2010). Lagu Gayus nggak ada sehari, (waktu itu) saya mau bebas 7 Oktober dari LP Gorontalo. Pas keluar, tidak lama kemudian saya lihat berita Gayus ke Bali. Reff-nya saya ganti," tutur Bona.
Uniknya, saat mendekam di penjara, Bona sempat menghasilkan 10 lagu yang sudah berbentuk album. Lagu Andai Aku Gayus Tambunan pun mengambil lokasi syuting ketika Bona masih di penjara. "Rekaman di luar diwakili KA Lapas. KA Lapas yang mengawal saya ke studio rekaman," katanya.
Sebenarnya, lagu milik Bona sudah mau dirilis pada bulan puasa lalu. Sayangnya, karena keterbatasan biaya, ia terpaksa baru merilisnya pada 23 Januari 2011. Awalnya lagu itu hanya bercerita tentang kisah hidupnya, namun setelah melihat aksi Gayus menentang hukum, ia pun mengubah lagunya. "Saya buat lagu Gayus itu saya ganti reff-nya. Target saya rekam, masukkan laptop, lepas secara indie," ucapnya.
Lalu, apakah benar Bona berniat untuk mengkritik sang koruptor habis-habisan lewat karyanya? "Cuma berandai saja, karena waktu kita di penjara tidak seperti itu kan (ke Bali). Pagi kerja, sholat, ketrampilan. Di dalam mau makan apa aja tinggal bilang sama teman, tapi setelah ada kita susah makan karena beban pikiran. Badan saya kurus, saya masuk 84 kilo, keluar 68 kilo. Karena pikiran, saya nggak bisa makan," jelasnya via telepon, Selasa (18/1) malam.
Hingga saat ini, lagu Bona sudah dilihat ratusan ribu kali di Youtube. Kebanyakan para user memberikan respon positif atas karyanya yang menyinggung mafia pajak tersebut. Bona yang sempat masuk penjara lantaran kasus KDRT terhadap istrinya kini mengaku insyaf dan berjanji akan menyayangi ketiga istri dan anak-anaknya. (kpl/adt/boo)

Januari 23, 2011

Kemajuan ilmu pengetahuan dan sains belum mampu menjawab semua pertanyaan di dunia, apalagi alam semesta. Sejumlah fenomena belum bisa dijelaskan secara nalar.
Seperti dimuat situs CNN, ilmuwan hingga saat ini belum bisa menjelaskan enam fenomena misterius, termasuk, bagaimana bisa Masjid Baiturrahim di Aceh bisa selamat dari musibah tsunami dahsyat 2004, sementara di sekitarnya porak poranda diterjang gelombang.
Berikut enam fenomena yang belum terpecahkan dan masih jadi pertanyaan besar.
1. Stigmata Padre Pio
Pada tahun 1918, seorang pastor muda yang sedang berlutut mendapati darah mengucur di tangan, samping tubuh, dan kakinya. Sebagian orang yakin luka yang ia derita adalah stigmata -- tanda ia tersentuh penderitaan Yesus di atas kayu salib. Sementara, beberapa lainnya beranggapan, ia melukai dirinya sendiri.
Meski dipermalukan dengan kontroversi itu, Padre Pio memutuskan meneruskan pekerjaannya, hingga ia mendapat reputasi sebagai penyembuh. Ia ditasbihkan menjadi Santo pada 2002. Saat upacara kanonisasinya di Vatikan, 300 ribu orang rela menerjang cuaca menyengat dan hadir untuk menghormatinya.
2. Fenomena susu ajaib Hindu
Pada 21 September 1995, seorang peziarah kuil New Delhi memberikan sesendok susu ke patung Ganesha, Dewa berkepala Gajah. Yang mengherankan, Sang Ganesha seakan menghisap susu itu.

Para ilmuwan berpendapat bahwa daya kapiler menyebabkan susu menyebar ke permukaan patung. Namun, dalam beberapa jam kemudian, sejumlah kuil Hindu dari Bangladesh hingga Canada melaporkan hal serupa: bahwa Dewa telah meminum susu persembahan mereka.

3. Keajaiban Masjid Baiturrahim
Ketika tsunami 2004 menerjang Banda Aceh, hampir semua bangunan di sekitar Masjid Baiturrahim rata. Gelombang tinggi juga menyapu masjid tersebut. Namun, masjid menara masjid berusia 123 tahun dan kubahnya tetap kokoh.
Umat muslim menganggapnya sebagai mukjizat, bahwa rumah Allah diselamatkan dari gelombang ganas tsunami.
4. Bagaimana asal-usul alam semesta
Dalam 80 tahun terakhir para ilmuwan berbaris di belakang Teori Big Bang yang muncul setelah Edwin Hubble pada 1929 menemukan miliaran galaksi di alam semesta adalah tidak menetap di tempatnya, melainkan bergerak menjauh satu sama lain.
Belakangan ilmuwan Stephen Hawking mengeluarkan teori kontroversial, bahwa Tuhan tidak ada hubungannya dengan penciptaan alam semesta. Kata dia, karena ada hukum seperti gravitasi, alam semesta bisa dan akan mencipta dirinya sendiri. Dan, hingga kini, tak satupun dari kita bisa memastikan bagaimana alam semesta tercipta.
5. Benarkah alien itu ada?
Pernyataan bahwa, hanya penganut teori konspirasi yang percaya ada mahluk luar angkasa (ET), tidak sepenuhnya benar. Demikian pendapat Frank Wilczek, fisikawan pemenang Nobel di MIT.

Merujuk pada penemuan planet ekstrasolar, di luar tata surya kita yang serupa dengan Bumi, ia berpendapat, "Jika harus menebak, aku akan mengatakan ada ribuan, mungkin jutaan, mungkin milyaran planet di galaksi dengan beberapa bentuk kehidupan, dan mungkin ratusan atau ribuan yang memiliki mahluk cerdas seperti Bumi."
6. Berapa jumlah spesies di Bumi
Mungkin ada tiga juta, atau mungkin ada 100 juta. Para ilmuwan sepakat, jumlahnya lebih banyak dari angka 1,9 juta spesies Bumi yang sudah punya nama (sepertiga dari semua spesies di Bumi mungkin adalah kumbang tropis).
Salah satu alasan mengapa kita belum bisa mendapatkan hitungan akurat adalah bahwa sebagian besar dari makhluk di dunia amat sangat kecil. Dengan api teknologi baru, seperti sekuensing DNA akan memudahkan kita menemukan harta karun keanekaragaman planet kita.