Pages

Januari 25, 2011

BONA PAPATUNGAN "ANDAI AKU JADI GAYUS"

Kapanlagi.com - Nama Bona Paputungan tiba-tiba melejit. Sejak menciptakan lagu Andai Aku Jadi Gayus Tambunan, mantan narapidana kelahiran 16 Maret 1978 ini langsung dikenal seantero negeri karena karyanya tentang sang koruptor yang kiprahnya merugikan negara miliaran rupiah itu.
Bona yang dihubungi wartawan mengaku cukup butuh waktu kurang dari satu hari saja menciptakan lagu itu. "Saya menulis lagunya 11 September (2010). Lagu Gayus nggak ada sehari, (waktu itu) saya mau bebas 7 Oktober dari LP Gorontalo. Pas keluar, tidak lama kemudian saya lihat berita Gayus ke Bali. Reff-nya saya ganti," tutur Bona.
Uniknya, saat mendekam di penjara, Bona sempat menghasilkan 10 lagu yang sudah berbentuk album. Lagu Andai Aku Gayus Tambunan pun mengambil lokasi syuting ketika Bona masih di penjara. "Rekaman di luar diwakili KA Lapas. KA Lapas yang mengawal saya ke studio rekaman," katanya.
Sebenarnya, lagu milik Bona sudah mau dirilis pada bulan puasa lalu. Sayangnya, karena keterbatasan biaya, ia terpaksa baru merilisnya pada 23 Januari 2011. Awalnya lagu itu hanya bercerita tentang kisah hidupnya, namun setelah melihat aksi Gayus menentang hukum, ia pun mengubah lagunya. "Saya buat lagu Gayus itu saya ganti reff-nya. Target saya rekam, masukkan laptop, lepas secara indie," ucapnya.
Lalu, apakah benar Bona berniat untuk mengkritik sang koruptor habis-habisan lewat karyanya? "Cuma berandai saja, karena waktu kita di penjara tidak seperti itu kan (ke Bali). Pagi kerja, sholat, ketrampilan. Di dalam mau makan apa aja tinggal bilang sama teman, tapi setelah ada kita susah makan karena beban pikiran. Badan saya kurus, saya masuk 84 kilo, keluar 68 kilo. Karena pikiran, saya nggak bisa makan," jelasnya via telepon, Selasa (18/1) malam.
Hingga saat ini, lagu Bona sudah dilihat ratusan ribu kali di Youtube. Kebanyakan para user memberikan respon positif atas karyanya yang menyinggung mafia pajak tersebut. Bona yang sempat masuk penjara lantaran kasus KDRT terhadap istrinya kini mengaku insyaf dan berjanji akan menyayangi ketiga istri dan anak-anaknya. (kpl/adt/boo)

Januari 23, 2011

Kemajuan ilmu pengetahuan dan sains belum mampu menjawab semua pertanyaan di dunia, apalagi alam semesta. Sejumlah fenomena belum bisa dijelaskan secara nalar.
Seperti dimuat situs CNN, ilmuwan hingga saat ini belum bisa menjelaskan enam fenomena misterius, termasuk, bagaimana bisa Masjid Baiturrahim di Aceh bisa selamat dari musibah tsunami dahsyat 2004, sementara di sekitarnya porak poranda diterjang gelombang.
Berikut enam fenomena yang belum terpecahkan dan masih jadi pertanyaan besar.
1. Stigmata Padre Pio
Pada tahun 1918, seorang pastor muda yang sedang berlutut mendapati darah mengucur di tangan, samping tubuh, dan kakinya. Sebagian orang yakin luka yang ia derita adalah stigmata -- tanda ia tersentuh penderitaan Yesus di atas kayu salib. Sementara, beberapa lainnya beranggapan, ia melukai dirinya sendiri.
Meski dipermalukan dengan kontroversi itu, Padre Pio memutuskan meneruskan pekerjaannya, hingga ia mendapat reputasi sebagai penyembuh. Ia ditasbihkan menjadi Santo pada 2002. Saat upacara kanonisasinya di Vatikan, 300 ribu orang rela menerjang cuaca menyengat dan hadir untuk menghormatinya.
2. Fenomena susu ajaib Hindu
Pada 21 September 1995, seorang peziarah kuil New Delhi memberikan sesendok susu ke patung Ganesha, Dewa berkepala Gajah. Yang mengherankan, Sang Ganesha seakan menghisap susu itu.

Para ilmuwan berpendapat bahwa daya kapiler menyebabkan susu menyebar ke permukaan patung. Namun, dalam beberapa jam kemudian, sejumlah kuil Hindu dari Bangladesh hingga Canada melaporkan hal serupa: bahwa Dewa telah meminum susu persembahan mereka.

3. Keajaiban Masjid Baiturrahim
Ketika tsunami 2004 menerjang Banda Aceh, hampir semua bangunan di sekitar Masjid Baiturrahim rata. Gelombang tinggi juga menyapu masjid tersebut. Namun, masjid menara masjid berusia 123 tahun dan kubahnya tetap kokoh.
Umat muslim menganggapnya sebagai mukjizat, bahwa rumah Allah diselamatkan dari gelombang ganas tsunami.
4. Bagaimana asal-usul alam semesta
Dalam 80 tahun terakhir para ilmuwan berbaris di belakang Teori Big Bang yang muncul setelah Edwin Hubble pada 1929 menemukan miliaran galaksi di alam semesta adalah tidak menetap di tempatnya, melainkan bergerak menjauh satu sama lain.
Belakangan ilmuwan Stephen Hawking mengeluarkan teori kontroversial, bahwa Tuhan tidak ada hubungannya dengan penciptaan alam semesta. Kata dia, karena ada hukum seperti gravitasi, alam semesta bisa dan akan mencipta dirinya sendiri. Dan, hingga kini, tak satupun dari kita bisa memastikan bagaimana alam semesta tercipta.
5. Benarkah alien itu ada?
Pernyataan bahwa, hanya penganut teori konspirasi yang percaya ada mahluk luar angkasa (ET), tidak sepenuhnya benar. Demikian pendapat Frank Wilczek, fisikawan pemenang Nobel di MIT.

Merujuk pada penemuan planet ekstrasolar, di luar tata surya kita yang serupa dengan Bumi, ia berpendapat, "Jika harus menebak, aku akan mengatakan ada ribuan, mungkin jutaan, mungkin milyaran planet di galaksi dengan beberapa bentuk kehidupan, dan mungkin ratusan atau ribuan yang memiliki mahluk cerdas seperti Bumi."
6. Berapa jumlah spesies di Bumi
Mungkin ada tiga juta, atau mungkin ada 100 juta. Para ilmuwan sepakat, jumlahnya lebih banyak dari angka 1,9 juta spesies Bumi yang sudah punya nama (sepertiga dari semua spesies di Bumi mungkin adalah kumbang tropis).
Salah satu alasan mengapa kita belum bisa mendapatkan hitungan akurat adalah bahwa sebagian besar dari makhluk di dunia amat sangat kecil. Dengan api teknologi baru, seperti sekuensing DNA akan memudahkan kita menemukan harta karun keanekaragaman planet kita.

Januari 20, 2011

DAPODIK - Kab. Bombana

DAPODIK - Kab. Bombana

A Sulawesi beachhead by longtail monkeys (Macaca fascicularis) on Kabaena Island, Indonesia

A Sulawesi beachhead by longtail monkeys (Macaca fascicularis) on Kabaena Island, Indonesia

Kantor Bupati Jadi Kandang Ternak


Kantor Bupati Jadi Kandang TernakPDF | Print | E-mail
Monday, 27 September 2010
KASIPUTE - Predikat instansi terkotor yang diraih Sekretariat Kabupaten (Setkab) Bombana dalam lomba kebersihan antar instansi saat HUT RI ke-65 lalu, terus bertahan. Bahkan hingga akhir pekan lalu, gelar tersebut semakin bertambah parah karena tempat berkantor para petinggi kabupaten itu seperti tidak terawat. Di gedung utama, tempat berkantor Bupati, Atikurahman dan Sekretaris Kabupaten, Idrus Effendi Kube misalnya. Di sisi kiri dan kanan serta bagian belakangnya berhamburan kotoran kambing. Begitu juga bagian dalam gedung, lantainya terlihat kotor karena tak dibersihkan.    
" Waktu kantor ditutup Rabu lalu, kotoran kambing lebih banyak lagi. Bukan hanya di samping dan di belakang. Di teras kantor, kotoran ternak juga berhamburan di mana-mana. Kantor ini seperti tidak terawat tanpa pemilik, padahal banyak pegawai dan honorernya," celutuk seorang staf. Di zona berkantor Kabag Pembangunan, Kabag Ekonomi dan Perizinan, Kabag Kesra dan Asisten II yang terletak di belakang utama, pemandangannya juga memiriskan. Di sepanjang koridor lantai satu, selain dipenuhi kotoran kambing dengan bau menyengat, debu melekat di lantai terlihat menebal.
   
Pemandangan serupa juga terlihat begitu menapaki satu per satu anak tangga menuju lantai dua tempat berkantor Wakil Bupati, Kabag Organisasi, Kabag Keuangan dan Asisten III. Mulai dari undakan pertama hingga terakhir di depan ruangan pejabat, juga berhamburan kotoran. " Kantor ini sudah seperti kandang kambing. Dimana-mana banyak terlihat kotoran ternak itu. Seharusnya pintu gedung ditutup oleh petugas jaga kalau pulang kantor atau malam hari," kesal pegawai lainnya.

Pemandangan kantor yang jorok seperti itu membuat Kabag Pembangunan Setkab Bombana, Hasdin Ratta yang lebih awal masuk kantor akhir pekan lalu merasa tidak nyaman. Ia bersama empat stafnya langsung turun tangan membersihkan tempat kerjanya. " Kotoran kambing kami sapu, sedangkan baunya yang menempel kami cuci dan bersihkan dengan sabun dan pewangi. Kalau tidak, bagaimana bisa nyaman bekerja,'' komentarnya.

Asal Usul Tugu Kota Jogjakarta

Tugu, salah satu mitos keistimewaan kota Jogja


Tugu Jogja atau yang lebih agan-agan kenal sebagai Tugu Malioboro ini mempunyai nama laen Tugu Golong Gilig atau Tugu Pal Putih (white paal) merupakan penanda batas utara kota tua Jogja. Tugu Jogja bukanlah tugu sembarang tugu ne gan, tapi tugu jogja ini adalah tugu yang memiliki mitos yang sangat bersejarah dan sejuta misteri di dalamnya, sehingga menjadi salah satu keistimewaan yang dimiliki kota Jogja.

Tugu ini dibangun pada tahun 1755 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I, pendiri kraton Yogyakarta yang mempunyai nilai simbolis dan merupakan garis yang bersifat magis menghubungkan Laut Selatan, Kraton Jogja dan Gunung Merapi.

Spoiler for garis lurus tugu
Pada saat awal berdirinya, bangunan ini secara tegas menggambarkan Manunggaling Kawula Gusti, semangat persatuan rakyat dan penguasa untuk melawan penjajahan. Semangat persatuan atau yang disebut golong gilig itu tergambar jelas pada bangunan tugu, tiangnya berbentuk gilig (silinder) dan puncaknya berbentuk golong (bulat), hingga akhirnya dinamakan Tugu Golong-Gilig. Keberadaan Tugu ini juga sebagai patokan arah ketika Sri Sultan Hamengku Buwono I pada waktu itu melakukan meditasi, yang menghadap puncak gunung Merapi. Bangunan Tugu Jogja saat awal dibangun berbentuk tiang silinder yang mengerucut ke atas, sementara bagian dasarnya berupa pagar yang melingkar, sedangkan bagian puncaknya berbentuk bulat. Ketinggian bangunan tugu golong gilig ini pada awalnya mencapai 25 meter.
Spoiler for Tugu Golong Gilig

Kondisi Tugu Yogya ini berubah total pada 10 Juni 1867, di mana saat itu terjadi bencana alam gempa bumi besar yang mengguncang Yogyakarta, yang membuat bangunan tugu runtuh. Runtuhnya tugu karena gempa inilah yang membuat keadaan dalam kondisi transisi karena makna persatuan benar-benar tak tercermin pada bangunan tugu.

Pada tahun 1889, keadaan Tugu benar-benar berubah, saat pemerintah Belanda merenovasi seluruh bangunan tugu. Kala itu Tugu dibuat dengan bentuk persegi dengan tiap sisi dihiasi semacam prasasti yang menunjukkan siapa saja yang terlibat dalam renovasi itu. Bagian puncak tugu tak lagi bulat, tetapi berbentuk kerucut yang runcing. Ketinggian bangunan pun menjadi lebih rendah, yakni hanya setinggi 15 meter atau 10 meter lebih rendah dari bangunan semula. Sejak saat itulah, tugu ini disebut sebagai De Witt Paal atau Tugu Pal Putih. Perombakan bangunan Tugu saat itu sebenarnya merupakan taktik Belanda untuk mengikis persatuan antara rakyat dan raja, namun melihat perjuangan rakyat dan raja di Yogyakarta yang berlangsung sesudahnya, akhirnya upaya tersebut tidak berhasil.

Januari 19, 2011

cara membobol komputer yang memiliki pasword

Sebenarnya, untuk membobol password log on pada Windows XP tidak diperlukan software khusus. Ada cara yang sangat sederhana untuk melakukannya. Kita hanya pelu melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
  • Hidupkan komputer.
  • Jika sudah, tekan F8. Maka akan masuk ke mode select. pilih safe mode, lalu tunggu beberapa saat.
  • Tekan Ctrl + Alt + Del Maka akan muncul form Log on dan Password.
  • Isi log on dengan Administrator dan masukkan password semau anda.
  • Jika telah melakukan hal di atas, restart kembali komputer anda.
  • Pilihlah start in normaly windows.
  • Tekan kembali Ctrl + Alt + Del .
  • Ketikkan nama logonnya Administrator terus password yang baru anda ubah tadi.
Kalaucara diatas masih kurang manjur, masih ada cara cadangan:
  • Hidupkan komputer, lalu masuk ke safe mode (tekan F8 saat booting),
  • Masuk ke System dengan akun yang tidak terpassword, bisa Guest atau akun lain,
  • Klik Start – Control Panel – Account Setting,
  • Pilih account Administrator, maka anda akan melihat pilihan Remove Password …
  • Silakan dilanjutkan

semoga berhasil....



MANAJEMEN PELAYANAN DALAM KEPERAWATAN ( oleh AMIN SUBARGUS, SKM, M.Kes )

PENDAHULUAN
Rumah Sakit merupakan komunitas yang sangat kompleks dan melibatkan berbagai disiplin ilmu dan berbagai pelayanan. Perawat sebagai bagian dari komunitas Rumah Sakit( RS) juga merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di RS.  Menurut Schaffer ( 2000) Pasien-pasien dalam lingkungan RS merupakan hospes yang rentan, seringkali dalam kondisi gizi buruk dan adanya gangguan medis yang dialami akan memudahkan pasien beresiko mengalami infeksi nosokomial.                                             Berdasarkan penelitian Atmanto (2000) terhadap 66 responden post laparotomi didapatkan hasil 6% responden mengalami infeksi luka post operasi. Sedangkan hasil penelitian Nugrahanti W  ( 2005) menunjukkan 94,44% perawat tidak mencuci tangan sebelum melakukan tindakan dan hanya 26,19% perawat mencuci tangan dengan baik setelah tindakan keperawatan. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa patient safety masih sangat memerlukan perhatian dan penanganan yang  lebih serius dari berbagai disiplin ilmu yang terkait. WHO (2005) menyebutkan bahwa angka kemungkinan kejadian kecelakaan di rumah sakit jauh lebih besar ( 1:300 ) dibandingkan dengan kemungkinan terjadinya kecelakaan pesawat terbang  ( 1 : 3 juta).                                                                                   Pelayanan Keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Indikator mutu pelayanan di Rumah Sakit tidak lepas dari kualitas pelayanan keperawatan. Perawat sebagai profesi dengan tenaga perawat yang profesional dituntut untuk secara terus menerus mengembangkan kemampuan dirinya baik secara ilmu maupun ketrampilan.                                                                                                                      Infeksi nosokomial merupakan salah satu contoh kondisi yang mengancam patient safety. Kondisi lingkungan tempat tidur pasien dan kondisi fisik pasien juga merupakan hal yang harus diperhatikan dalam upaya  patient safety.Perawat harus bertanggung jawab terhadap patient safety selama pasien dirawat di rumah sakit.                                   Dalam hal upaya mempertahankan patient safety, perawat tidak hanya melihat dari faktor fisik tetapi juga psikis pasien. Keamanan pasien menjadi hal yang amat penting dan memerlukan perhatian yang optimal dan intervensi keperawatan yang adekuat sesuai dengan masalah keperawatan yang dihadapi pasien dan tujuan keperawatan yang ingin dicapai untuk mengatasi masalah pasien..                                                           Dalam rangka menjunjung tinggi hak pasien akan keselamatan dirinya  ( patient safety), perawat harus mampu memberikan pelayanan keperawatan yang optimal dan melaksanakan intervensi keperawatan berdasarkan bukti-bukti. Ilmiah ( ebased nursing ).                                                                                                                              Bukti-bukti ilmiah  didapatkan dari hasil penelitian yang dilakukan dalam bidang keperawatan , medis maupun hasil penelitian kesehatan lain. Evidence based nursing dan evidence based medicine dapat digunakan sebagai dasar dalam pemberian intervensi keperawatan. Namun demikian perawat profesional harus mampu memilih hasil penelitian yang berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan                                                
PATIENT  SAFETY
Keselamatan pasien (patient safety) merupakan tanggung jawab semua anggota tim kesehatan pemberi pelayanan kesehatan di rumah sakit. Menurut KKP-RS ( Yahya. Adib, 2006) , Keselamatan pasien merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien yang lebih aman. Sistem ini berupaya mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Berbagai kondisi  yang  berhubungan dengan keselamatan pasien antara lain:         
n  Near Miss ( nyaris cedera  )
A situation in which a patient had a narrow escape from a serious complication
( National Steering Committee on Patient safety in Canadian Health Care ,2002)
n  Adverse Event / Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD)
An unintended injury or complication that results disability at the time of discharge, death or prolonged hospital stay and that is caused by health care management rather than by patient’s underlying disease process ( Baker et al. 2004)
n  Nursing error
The failure of a planned action to be completed as intended or the use of wrong plan to achieve an aim ( Reason, 1990)
Dalam pemberian asuhan keperawatan berbagai kondisi tersebut seringkali dijumpai dan dialami oleh pasien dimana tidak selalu kondisi tersebut disebabkan oleh kesalahan perawat. Hal ini dapat terjadi akibat  dari situasi yang ada di ruangan perawatan dan / atau sistem yang berlaku di rumah sakit. Kondisi RS seperti jumlah pasien yang banyak, jumlah perawat yang terbatas, kondisi pasien yang buruk / ketergantungan tinggi, perencanaan medis & pemeriksaan lab / radiologi dapat menjadi faktor yang potensial sebagai penyebab terjadinya kesalahan dalam melaksanakan Implementasi keperawatan.
Berbagai kondisi yang  menunjukkan  adanya kasus patient safety  dapat di peroleh dengan dilakukannya penelitian.  Yale University School of Medicine melakukan studi evaluasi terhadap 18.473 pasien yang masuk ke Recovery Room. Hasil tersebut menunjukkan rata-rata komplikasi secara umum terjadi pada pasien sekitar 26,7%. Komplikasi pasca anestesi sekitar 23,7% sedangkan komplikasi intra operatif sebanyak 5,1% (Tilton, 2002).
Penelitian yang dilakukan oleh Tessler & Covert (1999), dari 336 pasien yang dirawat di Recovery Room, 76% pasien terlambat dipindahkan ke ruang perawatan dan 26% diantaranya menunggu selama 30 menit , 28% belum siap ditranspotasi ke bangsal sehingga menyebabkan LOS pasien lebih lama.
Dalam lingkup keperawatan, keselamatan pasien sangat bergantung pada kompetensi dari individu pemberi pelayanan keperawatan profesional dan sistem kesehatan yang berlaku secara efektif dan bertanggung jawab.  Hal ini didukung oleh  Canadian Health Care  ( 2002) , yang menyatakan bahwa perwujudan dari patient safety merupakan tanggung jawab dari perawat yang telah terdaftar/ mendapat ijin praktek keperawatan ( Registered Nurses ) dan petugas kesehatan lain ( tim kesehatan lain)
Dalam upaya mewujudkan patient safety , di Indonesia dilakukan pencanangan gerakan nasional “ Keselamatan pasien Rumah Sakit” dan dibentuk Komisi Keselamatan Pasien Rumah Sakit ( KKP-RS) dengan visi meningkatnya keselamatan pasien dan mutu pelayanan RS dan mempunyai misi antara lain , mengembangkan standar- pedoman keselamatan pasien berbasis riset dan pengetahuan, bekerjasama dengan berbagai lembaga yang bertujuan meningkatkan keselamatan pasien dan mutu pelayanan RS. ( Yahya A. Adib, 2006).
Perawat sebagai bagian dari komunitas pemberi pelayanan kesehatan di RS mempunyai tanggung jawab untuk ikut serta mensukseskan gerakan nasional patient safety  di RS masing-masing dan juga bertanggung jawab dalam upaya pengembangan pengetahuan dan peningkatan bukti-bukti ilmiah dengan melaksanakan riset.
Berbagai organisasi yang terkait dgn patient safety
n  AHRQ: Agency for Healthcare Research and Quality (www.ahrq.gov)
n  JCAHO: Joint Comm.On Accreditation for Healthcare Organization
n  APSF:Australian Patient Safety Foundation Inc.  ( 1989)
n  NSCPS: National Steering Committee on Patient Safety ( Canada)
n  ACEN:Academy of Canadian Executive Nurses

EVIDENCE BASED NURSING
Merupakan hasil penelitian yang terkait dengan konsep dan klinis keperawatan yang dapat dimanfaat sebagai acuan / pegangan bagi profesi perawat dan sebagai pembuktian ilmiah. Evidence-based nursing as the foundation for professional nursing practice.
Evidence-based practice has become a prominent issue in international health care. Rising health costs, the management principle of doing things right and the desire for quality improvement have created a climate for the evolution of evidence-based health care (Rycroft-Malone, Bucknall, Melnyk, 2004)
"The aim of evidence-based practice is to reduce wide variations in individual clinicians' practices, eliminating worst practices and enhancing best practices, thereby reducing costs and improving quality" (Tanner, 1999).
Dalam bidang pelayanan keperawatan, Evidence-based practice sebenarnya bukan merupakan hal baru melainkan sesuatu yang telah dilakukan bertahun-tahun lalu , akan tetapi perawat belum menyadari bahwa apa yang telah dilakukan tersebut merupakan     evidence-based practice . Menurut  The American Academy of Ambulatory Care Nursing (AAACN) , Evidence-based practice merupakan  "Proses dimana perawat membuat keputusan klinis dengan menggunakan bukti-bukti penelitian yang terbaik, dengan kemampuan ketrampilan klinis yang baik dan mampu menentukan sumber pengetahuan dan rujukan yang sesuai dengan kondisi pasien " (AAACN, 2004 ).    
“Evidence Based Nursing is the process by which nurses make clinical decisions using the best available research evidence, their clinical expertise and patient preferences”. Three areas of research competence are: interpreting and using research, evaluating practice, and conducting research. These three competencies are  important to EBN. (http//evidence.ahc.umn.edu/ebn.htm)

INTERVENSI   KEPERAWATAN  BERDASARKAN  BUKTI-BUKTI ILMIAH       
Intervensi keperawatan merupakan rencana pelaksanaan tindakan keperawatan yang dibuat oleh perawat untuk membantu menyelesaikan masalah keperawatan pasien. Intervensi keperawatan disusun dengan mengacu pada tujuan yang ingin dicapai oleh perawat.
Intervensi keperawatan yang baik dan tepat  dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah keperawatan pasien dengan baik pula. Perawat membutuhkan kemampuan intelektual dan pengetahuan yang memadai agar mampu menentukan intervensi keperawatan yang baik bagi penyelesaian masalah pasien.
Berbagai teknik dapat digunakan untuk membantu perawat dalam menentukan pilihan intervensi yang paling sesuai dengan masalah pasien. Metode PICO dibawah ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk menentukan intervensi keperawatan yang sesuai .
Structuring A Question
n  PICO Method
¨  P= patient/problem
n  What are you trying to address
n  Does gender/age influence clinical care
¨  I=Intervention
n  What will you do for the patient?
n  Drugs, surgery, diet, exercise
¨  C=Comparison
n  Alternatives to your chosen intervention?
n  Against other interventions, gold standard,    or no treatment
¨  O=Outcome
n  What will be improved for the patient?
n  Less risk of fracture, fewer hospitalizations, etc
Untuk menyelesaikan/ mengatasi masalah keperawatan yang dialami pasien diperlukan intervensi keperawatan yang tepat dan  berdasarkan bukti-bukti ilmiah. Selain menggunakan metode PICO dalam menentukan intervensi , perawat juga dapat mengikuti  4 langkah Evidence-based Nursing Practice berikut  untuk mendapatkan bukti ilmiah yang sesuai . Langkah – langkah yang dimaksud     adalah: bbbllllldgdhwuwu
n  Identifikasi dengan jelas masalah berdasarkan analisa yang akurat dengan pengetahuan dan praktek klinis keperawatan
n  Cari literatur dari riset keperawatan / kesehatan yang relevan
n  Evaluasi bukti-bukti ilmiah dengan menggunakan kriteria yang baku
n  Tentukan  intervensi dan dasar pemilihan bukti ilmiah yang valid
PEMBAHASAN
Pemberian asuhan keperawatan dilakukan dengan pendekatan proses keperawatan, dimana perawat melaksanakan tindakan keperawatan berdasarkan perencanaan / intervensi keperawatan sesuai dengan masalah keperawatan yang dialami pasien. Pada kenyataannya di klinis, perawat tidak hanya menggunakan tahapan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah pasien tetapi juga harus patuh pada prosedur tetap dan sistem yang berlaku di RS.
Dalam rangka pemberian asuhan keperawatan yang profesional dan meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan khususnya dalam upaya mewujudkan patient safety, perawat dituntut untuk mampu melaksanakan intervensi keperawatan berdasarkan bukti-bukti ilmiah.
Bukti-bukti ilmiah dapat diperoleh oleh perawat dari hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh perawat maupun anggota tim kesehatan lain seperti dokter, ahli gizi, kesehatan lingkungan , rehabilitasi medik dan lain-lain.
PSIK FK UGM sebagai Institusi pendidikan Ners, telah ikut berpatisipasi dalam mengembangkan dan meningkatkan penelitian dalam ilmu keperawatan dan telah menghasilkan lebih dari 450 hasil penelitian keperawatan. ( Data  PSIK 2006)
Berikut adalah contoh kondisi pasien di RS yang membutuhkan intervensi keperawatan berdasar bukti ilmiah:
Perawat di ruang X tidak pernah memperhatikan kondisi pasien dan resiko pasien mengalami dekubitus
Perawat hanya menaruh perhatian pada pasien yang benar-benar tidak mampu mobilisasi
Patient Care Question
n  Pasien yang dirawat di RS dengan defisit neurologik, penurunan kesadaran dan immobilisasi mempunyai resiko mengalami dekubitus..
n  Apakah perawat mengetahui faktor resiko dekubitus dan seberapa banyak pasien yang mempunyai resiko tinggi mengalami dekubitus selama perawatan di RS?
n  Apakah perawat tahu tindakan yang diperlukan untuk mengatasi dekubitus?
Clinical Research Topic
n  Apakah ada bukti ilmiah terkait dengan resiko terjadinya dekubitus dan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya dekubitus?
n  Apakah ada bukti ilmiah tentang  angka kejadian dekubitus di RS?
Where is the Evidence?
n  MEDLINE
n  Penelitian Keperawatan pada jurnal-jurnal kesehatan ( BKM, BIK, JMPK,JIK dll)
Hasil penelitian yg dapat digunakan
1.            Judul : gambaran resiko terjadinya dekubitus pada pasien dgn skala braden       Peneliti : Agung Kristanto (PSIK)                                                          Kesimpulan :         terdapat 133 orang ( 39,5%) pasien beresiko tinggi mengalami dekubitus dan  78 pasien (28,1%) berusia > 60 tahun
        
2.            Judul : Prevalensi dekubitus di RS Dr. Sardjito Yogyakarta
Peneliti : Sri Purwaningsih  (PSIK)
Hasil & kesimpulan : prevalensi november 2004  40% dan angka kejadian dekubitus pada usia > 61 th sebesar   62,5%
Untuk menentukan intervensi yang sesuai berdasarkan bukti ilmiah yang diperoleh, perawat dapat menggunakan metode PICO dengan bantuan pertanyaan seperti dibawah ini.
Ask a Clinical Question
Apakah pasien yang yang dirawat di RS mempunyai resiko terjadinya dekubitus?
P= immobilisasi dan penurunan kesadaran
I= perubahan posisi tidur  ( mobilisasi)
C= massage bony prominent
O= pencegahan dekubitus
Berdasarkan contoh kasus tersebut , perawat dapat membuktikan bahwa intervensi keperawatan dapat dilakukan dengan menggunakan bukti-bukti ilmiah sebagai dasar pemilihan / penentuan intervensi keperawatan. Dengan menggunakan intervensi keperawatan berdasarkan bukti-bukti ilmiah, maka perawat dapat berperan serta dalam upaya melaksanakan gerakan nasional “ patient safety” yaitu dengan cara mencegah kejadian dekubitus setelah diperoleh bukti ilmiah bahwa immobilisasi sebagai salah satu faktor resiko dekubitus sehingga perawat dapat menentukan bahwa perubahan posisi tidur secara teratur merupakan tindakan/intervensi yang tepat untuk mencegah dekubitus           ( meningkatkan keselamatan pasien)




KESIMPULAN

Dalam upaya patient safety, intervensi keperawatan berbasis pada bukti-bukti ilmiah sangat diperlukan dan merupakan salah satu upaya perawat profesional dalam meningkatkan   patient safety. Metode PICO merupakan salah satu teknik untuk menentukan/memilih bukti-bukti ilmiah yang dapat  digunakan sebagai dasar dalam melaksanakan intervensi keperawatan


DAFTAR PUSTAKA

  1. ACP Journal Club 1996 Nov-Dec;125:A14–6.
  2. Cochrane, A. (1976). Effectiveness and Efficiency. London: The Nuffield Trust.
  3. Estabrooks, C. A. (1998). Will evidence-based nursing practice make practice perfect? Can J Nurs Res, 30(1), 15-36.
  4. Haynes RB, Sackett DL, Gray JAM, et al. Transferring evidence from research into practice. The role of clinical care research evidence in clinical decisions [editorial
  5. Kittson, A. (2004). The state of the art and science of evidence-based nursing in UK and Europe. Worldviews on Evidence-Based Nursing. 1(1), 6-8. www.blackwellpublishing.com/wvn.
  6. Kleiber, C.,  & Titler, M. G., (1998). Evidence based practice and the revised Iowa Model. Fifth national research utilization conference (April 23-24). Iowa City, IA: University of Iowa hospitals and Clinics. 
  7. Peden-McAlpine, C. (1999). Expert thinking in nursing practice: implications for supporting expertise. Nurs Health Sci, 1(2), 131-7.
  8. Rycroft-Malone, J., Bucknall, T., Melnyk, B.M., (2004). Editorial. Worldviews on Evidence-Based Nursing. 1(1), 1-2. www.blackwellpublishing.com/wvn.
  9. Sackett, D.L., Richardson, W.S., Rosenberg, W., Haynes, R.B. (1997). Evidence-based medicine: how to practice and teach evidence-based medicine. London: Churchill Livingstone.
  10. Stetler, C. B. (1994). Refinement of the Stelter /Marram model for application of research findings to practice. Nursing Outlook, January/February, 15-25; 
  11. Stetler, C. B., Brunell, M., Giuliano, K. K., Morsi, D., Prince, L., & Newell-Stokes, V. (1998). Evidence-based practice and the role of nursing leadership. J Nurs Adm, 28(7-8), 45-53. 


Januari 18, 2011

POTENSI WISATA KABAENA

(GAMB. PULAU KABAENA)






   Kabaena merupakan pulau yang  daratannya dikelilingi oleh banyak pegunungan  yang memiliki  tempat wisata yang cukup   menarik untuk dikunjungi. banyak tempat wisata yang dapat kita temui baik dari  wisata lautnya sampai wisata  pegunungannya. semuanya memiliki potensi yang sangat besar untuk menarik para wisatawan untuk berkunjung di pulau kabaena. salah satu contoh tempat wisata  yang menarik untuk dikunjungi adalah  wisata sagori . Pulau Sagori, merupakan pulau kecil berpasir putih yang berjarak sekitar 17 mil laut dari Pulau Kabaena. 

          sagori memiliki pesona pemandangan laut yang sangat indah. dan uniknya juga pulau ini hanya ditumbuhi oleh pohon pinus sehingga memiliki keunikan tersendiri. tidak jauh dari pulau sagori  ada juga tempat wisata yang tidak kalah menariknya untuk dikunjungi yaitu wisata watu opitu. nama dari wisata ini diambil dari bahasa kabaena yaitu “watu opitu” yang dalam bahasa indonesianya berarti batu tujuh. batu ini berada ditengah dilaut yang muncul dan masih bisa dilihat dari permukaan air laut . ada sejarah tersendiri terbentuknya  wisata ini  yaitu konon katanya batu ini terbentuk dari kapal belanda bekas penjajah dulu yang berlayar di seputar pulau kabaena yang jumlah kapalnya ada tujuh dan konon katanya karena dalam perjalanan mereka ada niat yang tidak baik maka kapal-kapal tersebut karam atau tenggelam ditengah laut sehingga terbentuklah watu opitu. untuk mencapai wisata ini maka diperlukan alat transportasi kapal atau boat.
          dari sekilas  wisata-wisata yang ada dikabaena maka dapat kita simpulkan bahwa kabaena memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi daerah wisata yang ada diindonesia. tinggal bagaimana pemerintah atau masyarakat memporomosikan wisata-wisata yang ada dikabaena

teknologi Jaringan

Januari 17, 2011

profil sekolah

SMK Kabaena Selatan merupakan salah satu sekolah kejuruan yang ada di pulau kabaena. sekolah ini terletak di wilayah paling selatan dari pulau kabaena tepatnya di Jl. Pendidikan Desa Pongkalaero kec.kabaena selatan kab.Bombana ( SULTRA ). 
Sebagai salah satu sekolah swasta yang ada di kabaena. sekolah ini didirikan bertujuannya  untuk mempermudah akses pendidikan bagi masyarakat khususnya disekitar pulau kabaena bagi anak-anak  yang mau melanjutkan pendidikannya di bangku Sekolah Menengah Kejuruan . dengan adanya sekolah ini orang tua atau masyarakat yang bingung untuk menyekolahkan anaknya karena mungkin faktor  keterbatasan maka salah satu solusinya adalah dengan didirikannya sekolah ini.  kalaw berbicara mengenai kualitas  sekolah ini tidak kalah saingnya dibandingkan dengan sekolah lain. salah satu kelebihannya adalah memiliki tenaga pengajar yang profesional yang memang sudah berpengalaman dibidangnya.