Pages

Januari 19, 2011

MANAJEMEN PELAYANAN DALAM KEPERAWATAN ( oleh AMIN SUBARGUS, SKM, M.Kes )

PENDAHULUAN
Rumah Sakit merupakan komunitas yang sangat kompleks dan melibatkan berbagai disiplin ilmu dan berbagai pelayanan. Perawat sebagai bagian dari komunitas Rumah Sakit( RS) juga merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di RS.  Menurut Schaffer ( 2000) Pasien-pasien dalam lingkungan RS merupakan hospes yang rentan, seringkali dalam kondisi gizi buruk dan adanya gangguan medis yang dialami akan memudahkan pasien beresiko mengalami infeksi nosokomial.                                             Berdasarkan penelitian Atmanto (2000) terhadap 66 responden post laparotomi didapatkan hasil 6% responden mengalami infeksi luka post operasi. Sedangkan hasil penelitian Nugrahanti W  ( 2005) menunjukkan 94,44% perawat tidak mencuci tangan sebelum melakukan tindakan dan hanya 26,19% perawat mencuci tangan dengan baik setelah tindakan keperawatan. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa patient safety masih sangat memerlukan perhatian dan penanganan yang  lebih serius dari berbagai disiplin ilmu yang terkait. WHO (2005) menyebutkan bahwa angka kemungkinan kejadian kecelakaan di rumah sakit jauh lebih besar ( 1:300 ) dibandingkan dengan kemungkinan terjadinya kecelakaan pesawat terbang  ( 1 : 3 juta).                                                                                   Pelayanan Keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Indikator mutu pelayanan di Rumah Sakit tidak lepas dari kualitas pelayanan keperawatan. Perawat sebagai profesi dengan tenaga perawat yang profesional dituntut untuk secara terus menerus mengembangkan kemampuan dirinya baik secara ilmu maupun ketrampilan.                                                                                                                      Infeksi nosokomial merupakan salah satu contoh kondisi yang mengancam patient safety. Kondisi lingkungan tempat tidur pasien dan kondisi fisik pasien juga merupakan hal yang harus diperhatikan dalam upaya  patient safety.Perawat harus bertanggung jawab terhadap patient safety selama pasien dirawat di rumah sakit.                                   Dalam hal upaya mempertahankan patient safety, perawat tidak hanya melihat dari faktor fisik tetapi juga psikis pasien. Keamanan pasien menjadi hal yang amat penting dan memerlukan perhatian yang optimal dan intervensi keperawatan yang adekuat sesuai dengan masalah keperawatan yang dihadapi pasien dan tujuan keperawatan yang ingin dicapai untuk mengatasi masalah pasien..                                                           Dalam rangka menjunjung tinggi hak pasien akan keselamatan dirinya  ( patient safety), perawat harus mampu memberikan pelayanan keperawatan yang optimal dan melaksanakan intervensi keperawatan berdasarkan bukti-bukti. Ilmiah ( ebased nursing ).                                                                                                                              Bukti-bukti ilmiah  didapatkan dari hasil penelitian yang dilakukan dalam bidang keperawatan , medis maupun hasil penelitian kesehatan lain. Evidence based nursing dan evidence based medicine dapat digunakan sebagai dasar dalam pemberian intervensi keperawatan. Namun demikian perawat profesional harus mampu memilih hasil penelitian yang berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan                                                
PATIENT  SAFETY
Keselamatan pasien (patient safety) merupakan tanggung jawab semua anggota tim kesehatan pemberi pelayanan kesehatan di rumah sakit. Menurut KKP-RS ( Yahya. Adib, 2006) , Keselamatan pasien merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien yang lebih aman. Sistem ini berupaya mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Berbagai kondisi  yang  berhubungan dengan keselamatan pasien antara lain:         
n  Near Miss ( nyaris cedera  )
A situation in which a patient had a narrow escape from a serious complication
( National Steering Committee on Patient safety in Canadian Health Care ,2002)
n  Adverse Event / Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD)
An unintended injury or complication that results disability at the time of discharge, death or prolonged hospital stay and that is caused by health care management rather than by patient’s underlying disease process ( Baker et al. 2004)
n  Nursing error
The failure of a planned action to be completed as intended or the use of wrong plan to achieve an aim ( Reason, 1990)
Dalam pemberian asuhan keperawatan berbagai kondisi tersebut seringkali dijumpai dan dialami oleh pasien dimana tidak selalu kondisi tersebut disebabkan oleh kesalahan perawat. Hal ini dapat terjadi akibat  dari situasi yang ada di ruangan perawatan dan / atau sistem yang berlaku di rumah sakit. Kondisi RS seperti jumlah pasien yang banyak, jumlah perawat yang terbatas, kondisi pasien yang buruk / ketergantungan tinggi, perencanaan medis & pemeriksaan lab / radiologi dapat menjadi faktor yang potensial sebagai penyebab terjadinya kesalahan dalam melaksanakan Implementasi keperawatan.
Berbagai kondisi yang  menunjukkan  adanya kasus patient safety  dapat di peroleh dengan dilakukannya penelitian.  Yale University School of Medicine melakukan studi evaluasi terhadap 18.473 pasien yang masuk ke Recovery Room. Hasil tersebut menunjukkan rata-rata komplikasi secara umum terjadi pada pasien sekitar 26,7%. Komplikasi pasca anestesi sekitar 23,7% sedangkan komplikasi intra operatif sebanyak 5,1% (Tilton, 2002).
Penelitian yang dilakukan oleh Tessler & Covert (1999), dari 336 pasien yang dirawat di Recovery Room, 76% pasien terlambat dipindahkan ke ruang perawatan dan 26% diantaranya menunggu selama 30 menit , 28% belum siap ditranspotasi ke bangsal sehingga menyebabkan LOS pasien lebih lama.
Dalam lingkup keperawatan, keselamatan pasien sangat bergantung pada kompetensi dari individu pemberi pelayanan keperawatan profesional dan sistem kesehatan yang berlaku secara efektif dan bertanggung jawab.  Hal ini didukung oleh  Canadian Health Care  ( 2002) , yang menyatakan bahwa perwujudan dari patient safety merupakan tanggung jawab dari perawat yang telah terdaftar/ mendapat ijin praktek keperawatan ( Registered Nurses ) dan petugas kesehatan lain ( tim kesehatan lain)
Dalam upaya mewujudkan patient safety , di Indonesia dilakukan pencanangan gerakan nasional “ Keselamatan pasien Rumah Sakit” dan dibentuk Komisi Keselamatan Pasien Rumah Sakit ( KKP-RS) dengan visi meningkatnya keselamatan pasien dan mutu pelayanan RS dan mempunyai misi antara lain , mengembangkan standar- pedoman keselamatan pasien berbasis riset dan pengetahuan, bekerjasama dengan berbagai lembaga yang bertujuan meningkatkan keselamatan pasien dan mutu pelayanan RS. ( Yahya A. Adib, 2006).
Perawat sebagai bagian dari komunitas pemberi pelayanan kesehatan di RS mempunyai tanggung jawab untuk ikut serta mensukseskan gerakan nasional patient safety  di RS masing-masing dan juga bertanggung jawab dalam upaya pengembangan pengetahuan dan peningkatan bukti-bukti ilmiah dengan melaksanakan riset.
Berbagai organisasi yang terkait dgn patient safety
n  AHRQ: Agency for Healthcare Research and Quality (www.ahrq.gov)
n  JCAHO: Joint Comm.On Accreditation for Healthcare Organization
n  APSF:Australian Patient Safety Foundation Inc.  ( 1989)
n  NSCPS: National Steering Committee on Patient Safety ( Canada)
n  ACEN:Academy of Canadian Executive Nurses

EVIDENCE BASED NURSING
Merupakan hasil penelitian yang terkait dengan konsep dan klinis keperawatan yang dapat dimanfaat sebagai acuan / pegangan bagi profesi perawat dan sebagai pembuktian ilmiah. Evidence-based nursing as the foundation for professional nursing practice.
Evidence-based practice has become a prominent issue in international health care. Rising health costs, the management principle of doing things right and the desire for quality improvement have created a climate for the evolution of evidence-based health care (Rycroft-Malone, Bucknall, Melnyk, 2004)
"The aim of evidence-based practice is to reduce wide variations in individual clinicians' practices, eliminating worst practices and enhancing best practices, thereby reducing costs and improving quality" (Tanner, 1999).
Dalam bidang pelayanan keperawatan, Evidence-based practice sebenarnya bukan merupakan hal baru melainkan sesuatu yang telah dilakukan bertahun-tahun lalu , akan tetapi perawat belum menyadari bahwa apa yang telah dilakukan tersebut merupakan     evidence-based practice . Menurut  The American Academy of Ambulatory Care Nursing (AAACN) , Evidence-based practice merupakan  "Proses dimana perawat membuat keputusan klinis dengan menggunakan bukti-bukti penelitian yang terbaik, dengan kemampuan ketrampilan klinis yang baik dan mampu menentukan sumber pengetahuan dan rujukan yang sesuai dengan kondisi pasien " (AAACN, 2004 ).    
“Evidence Based Nursing is the process by which nurses make clinical decisions using the best available research evidence, their clinical expertise and patient preferences”. Three areas of research competence are: interpreting and using research, evaluating practice, and conducting research. These three competencies are  important to EBN. (http//evidence.ahc.umn.edu/ebn.htm)

INTERVENSI   KEPERAWATAN  BERDASARKAN  BUKTI-BUKTI ILMIAH       
Intervensi keperawatan merupakan rencana pelaksanaan tindakan keperawatan yang dibuat oleh perawat untuk membantu menyelesaikan masalah keperawatan pasien. Intervensi keperawatan disusun dengan mengacu pada tujuan yang ingin dicapai oleh perawat.
Intervensi keperawatan yang baik dan tepat  dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah keperawatan pasien dengan baik pula. Perawat membutuhkan kemampuan intelektual dan pengetahuan yang memadai agar mampu menentukan intervensi keperawatan yang baik bagi penyelesaian masalah pasien.
Berbagai teknik dapat digunakan untuk membantu perawat dalam menentukan pilihan intervensi yang paling sesuai dengan masalah pasien. Metode PICO dibawah ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk menentukan intervensi keperawatan yang sesuai .
Structuring A Question
n  PICO Method
¨  P= patient/problem
n  What are you trying to address
n  Does gender/age influence clinical care
¨  I=Intervention
n  What will you do for the patient?
n  Drugs, surgery, diet, exercise
¨  C=Comparison
n  Alternatives to your chosen intervention?
n  Against other interventions, gold standard,    or no treatment
¨  O=Outcome
n  What will be improved for the patient?
n  Less risk of fracture, fewer hospitalizations, etc
Untuk menyelesaikan/ mengatasi masalah keperawatan yang dialami pasien diperlukan intervensi keperawatan yang tepat dan  berdasarkan bukti-bukti ilmiah. Selain menggunakan metode PICO dalam menentukan intervensi , perawat juga dapat mengikuti  4 langkah Evidence-based Nursing Practice berikut  untuk mendapatkan bukti ilmiah yang sesuai . Langkah – langkah yang dimaksud     adalah: bbbllllldgdhwuwu
n  Identifikasi dengan jelas masalah berdasarkan analisa yang akurat dengan pengetahuan dan praktek klinis keperawatan
n  Cari literatur dari riset keperawatan / kesehatan yang relevan
n  Evaluasi bukti-bukti ilmiah dengan menggunakan kriteria yang baku
n  Tentukan  intervensi dan dasar pemilihan bukti ilmiah yang valid
PEMBAHASAN
Pemberian asuhan keperawatan dilakukan dengan pendekatan proses keperawatan, dimana perawat melaksanakan tindakan keperawatan berdasarkan perencanaan / intervensi keperawatan sesuai dengan masalah keperawatan yang dialami pasien. Pada kenyataannya di klinis, perawat tidak hanya menggunakan tahapan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah pasien tetapi juga harus patuh pada prosedur tetap dan sistem yang berlaku di RS.
Dalam rangka pemberian asuhan keperawatan yang profesional dan meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan khususnya dalam upaya mewujudkan patient safety, perawat dituntut untuk mampu melaksanakan intervensi keperawatan berdasarkan bukti-bukti ilmiah.
Bukti-bukti ilmiah dapat diperoleh oleh perawat dari hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh perawat maupun anggota tim kesehatan lain seperti dokter, ahli gizi, kesehatan lingkungan , rehabilitasi medik dan lain-lain.
PSIK FK UGM sebagai Institusi pendidikan Ners, telah ikut berpatisipasi dalam mengembangkan dan meningkatkan penelitian dalam ilmu keperawatan dan telah menghasilkan lebih dari 450 hasil penelitian keperawatan. ( Data  PSIK 2006)
Berikut adalah contoh kondisi pasien di RS yang membutuhkan intervensi keperawatan berdasar bukti ilmiah:
Perawat di ruang X tidak pernah memperhatikan kondisi pasien dan resiko pasien mengalami dekubitus
Perawat hanya menaruh perhatian pada pasien yang benar-benar tidak mampu mobilisasi
Patient Care Question
n  Pasien yang dirawat di RS dengan defisit neurologik, penurunan kesadaran dan immobilisasi mempunyai resiko mengalami dekubitus..
n  Apakah perawat mengetahui faktor resiko dekubitus dan seberapa banyak pasien yang mempunyai resiko tinggi mengalami dekubitus selama perawatan di RS?
n  Apakah perawat tahu tindakan yang diperlukan untuk mengatasi dekubitus?
Clinical Research Topic
n  Apakah ada bukti ilmiah terkait dengan resiko terjadinya dekubitus dan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya dekubitus?
n  Apakah ada bukti ilmiah tentang  angka kejadian dekubitus di RS?
Where is the Evidence?
n  MEDLINE
n  Penelitian Keperawatan pada jurnal-jurnal kesehatan ( BKM, BIK, JMPK,JIK dll)
Hasil penelitian yg dapat digunakan
1.            Judul : gambaran resiko terjadinya dekubitus pada pasien dgn skala braden       Peneliti : Agung Kristanto (PSIK)                                                          Kesimpulan :         terdapat 133 orang ( 39,5%) pasien beresiko tinggi mengalami dekubitus dan  78 pasien (28,1%) berusia > 60 tahun
        
2.            Judul : Prevalensi dekubitus di RS Dr. Sardjito Yogyakarta
Peneliti : Sri Purwaningsih  (PSIK)
Hasil & kesimpulan : prevalensi november 2004  40% dan angka kejadian dekubitus pada usia > 61 th sebesar   62,5%
Untuk menentukan intervensi yang sesuai berdasarkan bukti ilmiah yang diperoleh, perawat dapat menggunakan metode PICO dengan bantuan pertanyaan seperti dibawah ini.
Ask a Clinical Question
Apakah pasien yang yang dirawat di RS mempunyai resiko terjadinya dekubitus?
P= immobilisasi dan penurunan kesadaran
I= perubahan posisi tidur  ( mobilisasi)
C= massage bony prominent
O= pencegahan dekubitus
Berdasarkan contoh kasus tersebut , perawat dapat membuktikan bahwa intervensi keperawatan dapat dilakukan dengan menggunakan bukti-bukti ilmiah sebagai dasar pemilihan / penentuan intervensi keperawatan. Dengan menggunakan intervensi keperawatan berdasarkan bukti-bukti ilmiah, maka perawat dapat berperan serta dalam upaya melaksanakan gerakan nasional “ patient safety” yaitu dengan cara mencegah kejadian dekubitus setelah diperoleh bukti ilmiah bahwa immobilisasi sebagai salah satu faktor resiko dekubitus sehingga perawat dapat menentukan bahwa perubahan posisi tidur secara teratur merupakan tindakan/intervensi yang tepat untuk mencegah dekubitus           ( meningkatkan keselamatan pasien)




KESIMPULAN

Dalam upaya patient safety, intervensi keperawatan berbasis pada bukti-bukti ilmiah sangat diperlukan dan merupakan salah satu upaya perawat profesional dalam meningkatkan   patient safety. Metode PICO merupakan salah satu teknik untuk menentukan/memilih bukti-bukti ilmiah yang dapat  digunakan sebagai dasar dalam melaksanakan intervensi keperawatan


DAFTAR PUSTAKA

  1. ACP Journal Club 1996 Nov-Dec;125:A14–6.
  2. Cochrane, A. (1976). Effectiveness and Efficiency. London: The Nuffield Trust.
  3. Estabrooks, C. A. (1998). Will evidence-based nursing practice make practice perfect? Can J Nurs Res, 30(1), 15-36.
  4. Haynes RB, Sackett DL, Gray JAM, et al. Transferring evidence from research into practice. The role of clinical care research evidence in clinical decisions [editorial
  5. Kittson, A. (2004). The state of the art and science of evidence-based nursing in UK and Europe. Worldviews on Evidence-Based Nursing. 1(1), 6-8. www.blackwellpublishing.com/wvn.
  6. Kleiber, C.,  & Titler, M. G., (1998). Evidence based practice and the revised Iowa Model. Fifth national research utilization conference (April 23-24). Iowa City, IA: University of Iowa hospitals and Clinics. 
  7. Peden-McAlpine, C. (1999). Expert thinking in nursing practice: implications for supporting expertise. Nurs Health Sci, 1(2), 131-7.
  8. Rycroft-Malone, J., Bucknall, T., Melnyk, B.M., (2004). Editorial. Worldviews on Evidence-Based Nursing. 1(1), 1-2. www.blackwellpublishing.com/wvn.
  9. Sackett, D.L., Richardson, W.S., Rosenberg, W., Haynes, R.B. (1997). Evidence-based medicine: how to practice and teach evidence-based medicine. London: Churchill Livingstone.
  10. Stetler, C. B. (1994). Refinement of the Stelter /Marram model for application of research findings to practice. Nursing Outlook, January/February, 15-25; 
  11. Stetler, C. B., Brunell, M., Giuliano, K. K., Morsi, D., Prince, L., & Newell-Stokes, V. (1998). Evidence-based practice and the role of nursing leadership. J Nurs Adm, 28(7-8), 45-53. 


0 komentar:

Posting Komentar